1. Tujuan umum: buat menambah khasanah pengetahuan tentang twitter bagi siapa pun yang berminat.
2. Tujuan khusus: kalo besok-besok ada orang yang mau tanya-tanya tentang RT gue tinggal kasih link ke postingan ini aja, hehehe..
Mari kita mulai.
RT adalah singkatan dari 'ReTweet'; bukan 'Reply To'. Awalnya twitter adalah sebuah layanan mikro blog. Jadi sebuah tweet bisa dikategorikan sebagai kekayaan intelektual (karya cipta). Dengan begitu, meng-copy sebuah tweet tanpa mencantumkan sumbernya bisa disamakan dengan mencuri. Nah, kalau ada tweet yang bagus, dan ingin kita sebarkan (via twitter), bagaimana caranya (agar tidak dianggap mencuri karya orang lain)? Disinilah muncul istilah ReTweet yang disingkat 'RT' (biar irit karakter). Fungsinya menyebarkan kembali sebuah tweet lengkap dengan informasi kita mengutip tweet tersebut dari siapa.
Contoh: @Lendra nge-tweet:
Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat.
Nah, @Bayu yang ingin menyebarkan tweet tersebut ke followersnya akan nge-tweet:
RT @Lendra : Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat.
Apa yang di-tweet oleh @Bayu (kasarnya) bisa diartikan begini: menurut info yang saya dapat dari @Lendra, Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat .
Format RT ini kemudian disepakati secara informal oleh para pengguna twitter untuk melakukan ReTweet.
Sampai disini, yang perlu dipahami adalah ReTweet harus dilakukan secara manual. Kalau @Bayu ingin mengutip tweet dari @Lendra tadi, maka @Bayu harus mengetik "RT
Misal, jika tweet @Bayu seperti ini:
di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung RT @Lendra: Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat
(kasarnya) bisa kita artikan sebagai @Bayu ingin memberitahu bahwa Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung.
Apakah yang @Bayu lakukan adalah contoh salah dari penggunaan RT?
Bukan, karena:
1) @Bayu melakukan RT bukan untuk me-reply (menjawab) tweet @Lendra. Apakah @Lendra bertanya? Tidak kan?
2) @Bayu memang bermaksud menyebarkan info yang dia dapat dari @Lendra ke seluruh followers-nya, bahwa 'Hari ini ada Kongres II Partai Demokrat' dan @Bayu menambahkan info bahwa kongres tersebut diselenggarakan di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung.
Lalu yang dimaksud dengan "RT abuser" itu apa?
Jadi begini, suatu ketika twitter booming dan jadi trend. Wajar kalau aplikasi/software untuk twitter-an pun bermunculan. Semuanya tentu menjanjikan pengalaman tweeting yang berbeda. Ada yang menawarkan tweeting via handphone, ada yang menambahkan fitur; dan lain-lain. Beberapa fitur inilah yang pada akhirnya sedikit membawa masalah. Maksud gue, RT via handphone cukup repot. Anda harus klik reply dan mengetik ulang semua tweet yang akan di RT. Betapa asiknya kalau ada fitur yang melakukan RT secara otomatis, dan fitur itulah yang disediakan oleh beberapa software. Tinggal klik tombol 'RT' maka tweet yang hendak anda ReTweet secara otomatis akan muncul di update box lengkap dengan format RT yang gue contohkan di paragraf sebelumnya.
Sayangnya, seperti yang gue bilang: twitter booming. Banyak pengguna baru (newbie) yang mulai tweeting via beragam aplikasi. Banyak dari newbie ini yang mengira 'RT' adalah singkatan dari 'Reply To'. Akibatnya, mereka melakukan percakapan (saling berbalas tweet) dengan menggunakan fitur RT. Orang yang menggunakan RT untuk membalas (reply) tweet orang lain inilah yang disebut RT Abuser.
Apakah mereka bisa disalahkan?
Bisa, karena twitter (yang asli, yang via web) menyediakan tombol reply untuk menyampaikan tweet kepada satu atau lebih user. Dua hal ini (reply dan ReTweet) akan sangat berbeda maknanya karena, jika melakukan RT maka tweet tersebut akan muncul di timeline seluruh followers kita (tanpa kecuali). Berbeda dengan reply: kalau @Bayu me-reply @Lendra maka isi tweet tidak akan muncul di timeline followers @Bayu (kecuali yang menjadi followers @Lendra juga).
Apakah ini penting? Ya, kalau anda sensitif dengan topik pembicaraan tertentu. Misalnya @Pratama memfollow @Lendra karena dia sering membahas film-film menarik, tapi sayangnya @Lendra juga doyan membahas politik dan @Pratama benci politik. Tentu @Pratama jadi tidak nyaman melihat @Lendra dan @Bayu membahas masalah politik via RT (yang otomatis membuat isinya muncul di timeline @Pratama). Andai @Lendra dan @Bayu membahas politik via reply, maka @Pratama tidak perlu terganggu dengan isi tweet tersebut karena toh dia bukan follower @Bayu (sehingga isi tweet @Lendra tentang politik tidak muncul di timeline).
Lalu muncul pertanyaan: bagaimana kalau @Lendra, @Bayu, dan @Pratama saling follow? Apakah tindakan @Lendra dan @Bayu yang melakukan percakapan via RT bisa disalahkan? Toh kalau @Lendra dan @Bayu berbincang lewat reply, tetap saja akan muncul di timeline @Pratama?
Begini, saat ini twitter (website; bukan via aplikasi) sudah menyediakan fitur RT (istilahnya New Style RT). Tapi meng-klik tombol RT ini mengakibatkan tweet yang anda RT akan tersiar (disampaikan) ke seluruh followers anda secara otomatis, tanpa ada kesempatan untuk mengedit (menambah/mengurangi) isinya. Ini seharusnya sudah cukup jadi petunjuk bahwa 'RT bukanlah Reply To'. Seandainya pun anda tweeting via aplikasi (bukan dari website twitter.com), lalu anda pikir untuk apa tombol/fitur 'reply' disediakan di aplikasi anda? Ini bukan masalah 'followers anda akan keberatan/tidak anda menjadi RT abuser', ini tentang 'apakah anda sudah melakukan hal (tweeting) dengan tepat'.
Semua ini adalah opini gue yang gue dapat dari pengalaman dan pengetahuan gue tentang twitter. Apa yang gue tulis diatas bukanlah aturan baku, lebih ke semacam guideline. Gue pribadi termasuk orang yang berpendapat "some rules are made to be broken". Dan sampe tulisan ini dibuat, gue pun sesekali menjelma jadi seorang RT abuser. Tanpa bermaksud mencari pembenaran, berikut alasan gue saat menjelma jadi RT abuser:
1) Ngajak followers gue untuk membahas suatu topik. Misal, isi tweet-nya seperti ini >>
#RealMan gak nonton Twilight Series RT @Bayu: @Lendra lo udah nonton New Moon/belum, Len?
Itu artinya @Lendra menjawab tweet @Bayu via RT (harusnya via reply kan?) karena @Lendra ingin mengajak semua followersnya berdebat dengan topik "cuma cewek yang nonton Twilight Series".
2) Ngelawak. Misal, isi tweet gue seperti ini >>
*Diiringi lagu dugem* RT @Lendra: *Joget di tiang* RT @Bayu: *Buka Celana* RT @Pratama: Gerah! *buka baju*
Itu, artinya gue, @Lendra, dan @Bayu sedang bercanda, membuat @Pratama seolah sedang menari striptease :)
Mungkin ada diantara kalian yang gak setuju dengan yang gue/orang lain lakukan, apapun alasannya. Mungkin dia RT abuser, mungkin dia tukang nyampah, mungkin dia labil dll; itu hak kalian untuk menilai. Cuma gue minta tolong: kalau memang kalian merasa gue/orang lain udah melakukan kesalahan, coba kalian tegur dengan halus atau beritahu bahwa yang kami lakukan adalah hal yang tidak tepat. Banyak pengguna twitter yang dengan mudahnya meng-unfollow (bahkan mem-block & report as spam) sebuah akun twitter hanya karena alasan 'gak suka'. Ayolah... ini jejaring sosial, mari berinteraksi, mari saling mengingatkan. Begitu juga kalau kalian mulai mem-follow sebuah akun twitter, jangan diem aja. Disapa dong, kasih tau kenapa kalian memfollow dia, kenal dia darimana, dan sebagainya. Oke? :)
Sudah yaa...
Catatan:
@Lendra, @Bayu, dan @Pratama adalah akun contoh, gue gak kenal sama pemilik akun tersebut. Alesan gue make ketiganya sebagai contoh adalah karena nama gue Lendra Bayu Pratama (biar gampang aja). Kalau kalian adalah pemilik salah satu akun tersebut, dan merasa tersinggung karena gue gunakan secara sembarangan, tolong kasih tahu gue ya? Biar langsung gue ganti. ID twitter gue @pemirsa. Buat yang mau follow gue juga silahkan aja :)
Untuk yang ingin cari keterangan lebih lanjut tentang RT, silahkan tanya ke akun @RTbukanReplyTo :)
No comments:
Post a Comment